Silat sejak lama memiliki ke khas dalam teknik beladiri, olahraga ini
memang tidak hanya menampilkan jurus beladiri namun juga kaidah berupa
gerakan dan teknik. hingga prasangka orang awam maupun praktisi beladiri
lain yang mengenal pencak silat hanya dari kulitnya saja akan menilai
pencak silat sebagai olahan gerak yang bertele-tele.
hingga seorang praktisi beladiri dari mancanegara (luar negeri) yang
biasa mendalami beladiri kareta, menilai bahwa silat tidak ubahnya
seperti tarian yang tidak efektif sebagai beladiri.
hal ini menunjukkan kurang pahamnya mereka terhadap beladiri silat, dan
penilaian lainnya adalah bahwa silat lebih bagus ditonton sebagai
beladiri hiburan yang mampu dipragakan di atas panggung dimana pesilat
tersebut sudah hapal dengan teknik yang dipragakannya.
dan memang jurus pencak nan indah bagi mata orang awam gerak tersebut
layaknya sebuah tarian yang lincah, indah dan tidak nampak pukulan yang
keras seperti beladiri pada umunya yang menampakkan kekuatan fisik
semata.
Namun jangan salah sangka gerak tarian tersebut adalah rangkain sebuah
jurus yang dipertontonkan kepada masyarakat agar lebih mengenal kembali
pencak silat yang sempat terlupakan oleh kita semua, tentunya itulah
silat tradisional yang akhir-akhir ini kembali dihidupkan melalui ragam
festival yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Ada pertanyaan yang perlu dijawab, apakah silat tradional mampu menjadi
beladiri yang ampuh?, bila diteliti lebih dalam maka kita bisa menjawab
bahwa silat tradisional bukanlah hanya sebuah tarian pencak yang
dipertontonkan sebagai hiburan tapi terbukti bahwa silat tradisional
mampu sebagai beladiri yang sesungguhnya.
Bila sempat terbenam dari gemerlapnya beladiri Import, silat tradisional
memiliki mainan gerak beladiri yang ampuh, serangan maupun pertahanan
sebagai teknik beladiri ternyata dapat mampu melumpuhkan lawan dengan
hanya beberapa gerakan saja. Sayangnya silat tradisional tidak mampu
membuktikan keperkasaannya dalam kancah olahraga beladiri prestasinya
IPSI karena pada umumnya silat tradisional memang lebih mantap dalam
pertarungan bebas, dan sayangnya dipertarungan bebaspun belum banyak
pesilat yang mau menunjukkan bahwa silatpun ternyata adalah Ilmu
beladiri yang ampuh.
Ragamnya aliran pencak silat di Nusantara membawa kekayaan tersendiri
dalam pencak silat, sehingga IPSI yang merupakan lembaga atau organisasi
resmi yang mewadahi perguruan ataupun perkumpulan pencak silat di
Indonesia membagi pencak silat menjadi 4 bagian yang tidak bisa
dipisangkan.
4 bagian tersebut antara lain, Olahraga, Beladiri, Seni, Mental dan
Spritual. 4 bagian ini biasa dikenal menjadi aspek atau kandungan pencak
silat yang telah dirumuskan dengan penelitian yang mendalam, untuk
menjadikan silat sebagai salah satu cabang beladiri IPSI melalukan
rumusan olahraga prestasi dalam bentuk pertandingan, dengan aturan dan
keamanan yang menjamin Atlit dari cidera.
Tidak ketinggalan dengan Silat dalam seni, yang sejak lama menjadi ciri
khas yang tidak bisa dipisahkan, selain mengandung unsur kesenian yang
bercitra rasa tinggi menyebabkan silat membawa misi yang unik selain
pestasi namun juga filosofi yang tidak bisa dipasahkan dari pencak silat
itu sendiri.
Lalu bagaimana dengan beladiri dalam pencak silat, yang nyatanya unsure
beladiri sedikit terlupakan atau memang tidak menjadi pembinaan khusus
menyebabkan pencak silat kehilangan imege sebagai beladiri yang murni
dan bahkan seolah-olah di kebiri dengan antusiasnya pesilat maupun
perguruan yang berorientasi prestasi menyebabkan unsur beladiri yang ada
dalam pencak silat menjadi sedikit hilang.
Kalau pun demikian silat tradisional yang banyak orang sangka lebih
memfokuskan pada seni yang nyatanya silat tradisional malah lebih
menyimpan dan menjaga kemurnian pencak silat dalam kegiatan dalam
latihannya. dan ini bisa kita lihat dari beberapa aliran silat
tradisional yang telah di coba digali kembali kandungannya.
Penyebutan silat tradisional lebih memfokuskan pada perkembagan dan
organisasinya, karena hampir dipastikan seluruh silat itu adalah
tradisional hanya saja perbedaan pengelolaan yang baik menjadikan silat
tersebut lebih modern dan berkembang dengan pesat dan silat yang hadir
dalam organisasi keluarga inilah yang kadang disebut sebagai silat
tradisional yang kurikulumnya pun terkadang belum ada hingga cara
pengajarannya pun masih sangat terbatas.
Tinggal saatnya bagaimana melestarikan dan membuktikan bahwa silat
tradisionalpun mampu berperan sebagai pelopor beladiri karena memang
memiliki kekhasan dalam tekniknya. Tentunya silat tradisionalpun adalah
asset bangsa yang harus dijaga oleh kaum muda, dan kapan kita bisa
menjaganya?.
Oleh : Prabowo
Pengamat Lipi - Serpong