Selamat Datang di Blogsite Perguruan Seni Beladiri Silat "Tiga Serangkai" "

Tuesday, November 28, 2006

PENGERTIAN ISTILAH DIDALAM ILMU TS

PENGERTIAN ISTILAH

Guru Besar / Pembina :
Adalah pencipta dan pemilik “ Ilmu Tiga Serangkai “ yang mengasuh serta membina Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai.
Guru Besar / Pembina Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai adalah Bapak Drs.Ec. Sugianto.

Dewan Pelatih :
Adalah komponen / perwakilan organisasi Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai yang bertanggung jawab dibidang Ke-ilmuan, Tehnik dan Kepelatihan.

Pelatih :
Adalah anggota Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai yang telah mencapai tingkat 3 ke atas(sabuk hitam) dan diberi mandat untuk melatih tingkatan dibawahnya.

Pelatih bertanggung jawab di bidang ke-ilmuan, tehnik dan kepelatihan pada Cabang, Ranting atau Unit Latihan yang dibinanya.

Asisten Pelatih :
Adalah anggota Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai yang telah mencapai tingkat 2 1/2 ( sabuk coklat ) dan diberi mandat untuk membantu tugas-tugas Pelatih.

Anak Didik / Murid :
Adalah seluruh anggota Perguruan Seni BeladiriSilat Tiga Serangkai yang tercatat secara resmi sebagai anggota Perguruan dan belajar Ilmu Tiga Serangkai secara aktif serta terprogram.


Anggota Kehormatan :
Adalah seseorang yang secara resmi diangkat oleh Pembina sebagai anggota kehormatan Perguruan karena sangat berjasa dalam pengembangan Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai.

TINGKATAN SABUK DALAM ILMU TS

Tingkatan sabuk dalam Perguruan TS menunjukkan senioritas dan tingkat penguasaan ilmu Tiga Serangkai. Materi ilmu Tiga Serangkai disusun secara bertahap dan terprogram. Pentahapan tingkatan sabuk tersebut dimaksudkan agar materi ilmu Tiga Serangkai dapat diserap, dikuasai dan dihayati secara baik oleh anak didik sehingga dicapai kemantapan ilmu yang maksimal. Adapun tahap tingkatan sabuk tersebut sebagai berikut :

Tahap I : merupakan Tingkat Dasar, terdiri dari :
Tingkat Dasar ( sabuk putih )
Tingkat 1 ( sabuk kuning )
Tingkat 1 1/2 ( sabuk hijau )
Tingkat 2 ( sabuk biru )
Tingkat 2 1/2 ( sabuk coklat )

Tahap II : merupakan Tingkat Pelatih, terdiri dari :
Tingkat 3 ( sabuk hitam 1 )
Tingkat 4 ( sabuk hitam 2 )
Tingkat 5 ( sabuk hitam 3 )
Tingkat 6 ( sabuk hitam 4 )
Tingkat 7 ( sabuk hitam 5 )

Tahap III : merupakan Tingkat Pembina, terdiri dari :
Tingkat 8, sebagai Pelatih Inti atau Guru Muda ( sabuk hitam 6 )
Tingkat 9, sebagai Asisten Pembina atau Guru Madya ( sabuk hitam 7 )
Tingkat 10, sebagai Guru Besar atau Pembina ( sabuk hitam 8 )

PANTANGAN DALAM ILMU TIGA SERANGKAI

Banyak pertanyaan yang sering dilontarkan oleh masyarakat awam seperti :

Apakah ilmu Tiga Serangkai ini dapat menghambat lancarnya rizki seseorang yang mempelajarinya ?

Adakah faktor-faktor / pantangan yang dapat menurunkan atau bahkan memusnahkan ilmu Tiga Serangkai ?

Bagaimanakah akibatnya apabila melanggar pantangan-pantangan tersebut ?


Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dimaklumi, karena banyak kejadian pada perguruan lain yang apabila melanggar pantangan yang telah ditentukan akan menimbulkan suatu masalah dan bahkan ada kalanya mengancam jiwanya atau merusak badannya.

Hal-hal yang sering terlontar diatas dalam Perguruan TS tidak akan terjadi, karena ilmu Tiga Serangkai bukan ilmu kanoragan atau yang sejenisnya. Ilmu Tiga Serangkai adalah ilmu seni beladiri do’a yang sangat menekankan pada kebersihan hati, budi pekerti yang terpuji dan kesadaran diri karena Allah. Oleh sebab itu, Pembina memberikan suatu Peraturan atau Pantangan Pokok di Perguruan TS supaya anggota Perguruan TS tidak tergoda dan tidak terbawa untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Pantangan Pokok dalam ilmu Tiga Serangkai tersebut adalah :

1.Tidak boleh berani / melawan kepada orangtua.
2.Tidak boleh melompat / merusak pagar ayu.
3.Tidak boleh minum minuman keras.
4.Tidak boleh makan daging babi.

Ke-empat pantangan pokok tersebut dimaksudkan sebagai kendali atau rem bagi anggota Perguruan TS agar tidak cenderung melakukan perbuatan dosa ( besar maupun kecil ). Pelanggaran terhadap pantangan pokok tersebut tidak berakibat apa-apa terhadap badan maupun harta-benda yang dimilikinya, tetapi sangat berakibat fatal terhadap keberadaan ilmu Tiga Serangkai yang telah dimilikinya. Ilmu Tiga Serangkai yang dimiliki dan dikuasainya menjadi rusak, tidak berfungsi dan bahkan musnah / hilang secara otomatis apabila melanggar pantangan pokok tersebut. Sangat disesalkan dan disayangkan apabila ada anggota Perguruan TS dengan sengaja melanggar pantangan pokok tersebut. Janganlah coba-coba untuk melanggar pantangan pokok tersebut . Satu-satunya cara guna memperoleh kembali ilmu Tiga Serangkai yang rusak / hilang adalah harus dilakukan perbaikan kembali oleh –

Pembina. Perlu pula disimak bahwa pantangan pokok tersebut sangat sesuai dengan ajaran agama, sehingga tidak ada alasan bagi anggota Perguruan TS untuk tidak menjaga pantangan pokok tersebut.

Setiap anggota Perguruan TS harus menyadari dan memahami bahwa ilmu Tiga Serangkai adalah ilmu beladiri do’a yang didalam do’a tersebut terkandung kekuatan-kekuatan “ Ghaib “ lainnya. Sugesti, Pengetahuan dan Etika sangat erat hubungannya dengan do’a dan mempengaruhi kekuatan “ Ghaib “ tersebut. Karena itu, ketiga unsur ini perlu ditingkatkan terus dengan berbagai cara, seperti :

Sugesti, dapat ditingkatkan dengan jalan latihan teratur dan istiqomah, dengan amalan serta harus jujur dalam perkataan dan perbuatannya.

Pengetahuan, dapat ditingkatkan dengan jalan belajar, menimba pengalaman dari anggota lain,
mempraktekkan ( mengamalkan ) ilmu yang didapat langsung ke masyarakat, dan perbanyaklah konsultasi kepada Pelatih maupun Pembina.

Etika, dapat ditingkatkan dengan jalan perbanyak beramal sholeh, membantu orang, tolong menolong, cinta-mencintai karena Allah semata dan lain-lain.

Perguruan TS sangat menekankan kepada setiap anggotanya agar hatinya senantiasa bersih dan selalu menggalakkan atau menjaga sikap, perkataan dan perbuatan yang dapat meningkatkan kemampuan ilmu Tiga Serangkai. Itulah keistimewaan, kehandalan dan keunggulan ilmu Tiga Serangkai.

KEISTIMEWAAN DAN KEUNGGULAN

Perkembangan Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai pada masa mendatang akan semakin digemari oleh masyarakat mengingat begitu mudahnya dalam mempelajari ilmu Tiga Serangkai. Anggota Perguruan TS dapat mempunyai kemampuan yang cukup baik dengan tanpa melakukan suatu “ Laku “ seperti berpuasa, melekan, wiridan dan lain sebagainya. Perawatan dan pemeliharaan ilmu Tiga Serangkai sangat sederhana sesuai dengan peraturan ( syari’at ) agama, khususnya dalam hal memperbagus akhlaq ( etika ) yang terkait dengan ilmu Tiga Serangkai.

Mengapa belajar ilmu Tiga Serangkai hanya dengan latihan dan bahkan makan bersama sudah dapat mempunyai kemampuan yang tinggi dibandingkan dengan belajar ilmu lain yang biasanya harus melakukan puasa, bertapa, melekan, wiridan dan lain sebagainya ?. Anggota Perguruan TS janganlah merasa heran, karena Allah SWT. Yang Maha Tahu segalanya.
Beberapa faktor dan letak sumber kekuatan ilmu Tiga Serangkai serta pedoman ( ancer-ancer ) untuk memiliki kemampuan ilmu Tiga Serangkai yang tinggi, antara lain:

1. Senantiasa mendekatkan diri kepada sumber segala kekuatan lahir dan batin, yaitu Allah Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa.
2. Senantiasa memperlengkap ilmu dan mempertajam akal, yaitu dengan amalan, tehnik dan pengetahuan.
3. Senantiasa melaksanakan amal ikhtiar secara tertib, mendekatkan diri kepada Allah, taqarrubkan jiwa kepada Ilahi Robbi dengan ibadah dzikir dan do’a.
4. Senantiasa membiasakan diri bersyukur dan merasakan nikmat Allah, bermunajat dengan Ilahi pada malam hari.

The Key..is

Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai adalah seni beladiri do’a yang didalamnya terdapat perpaduan beberapa unsur membentuk kekuatan dan tenaga yang utuh dan sempurna. Unsur-unsur tersebut terdiri dari Ke
mampuan, Pengetahuan, Sugesti dan Etika (Akhlaqul Karimah) yang melebur menjadi satu membentuk kekuatan Ilmu Tiga Serangkai. Dengan kata lain, bahwa kekuatan Ilmu Tiga Serangkai merupakan satu kesatuan yang utuh dari unsur Kemampuan, Pengetahuan, Sugesti dan Etika (Akhlaqul Karimah).

Keterpaduan ke-empat unsur tersebut diatas harus senantiasa ditingkatkan, dipertahankan dan dipelihara setiap saat secara sungguh-sungguh untuk mencapai kekuatan ilmu Tiga Serangkai yang sempurna. Oleh karena itu diperlukan sikap dan perbuatan yang terpuji, kesabaran dan istiqomah dalam melatih diri.

Kunci kekuatan ilmu Tiga Serangkai adalah” Amalan Pokok “ ( do’a ) nya yang mencerminkan ke-empat unsur di atas. Untuk memiliki ilmu Tiga Serangkai yang lebih sempurna kekuatannya maka harus memiliki kuncinya. Setiap kunci kekuatan tersebut terdapat “ Gigi-gigi “ yang dapat membuka “ Pintu “ kekuatan ilmu Tiga Serangkai. Gigi-gigi itu adalah Etika ( Akhlaqul Karimah ). Amal perbuatan dan tingkah laku dari yang mengamalkan ilmu Tiga Serangkai sangat menentukan kehandalan dari ilmu Tiga Serangkai. Jadi, walaupun anggota Perguruan TS telah mempunyai ilmu Tiga Serangkai tingkat tinggi tetapi tidak mempunyai Etika yang baik ( akhlaq yang tidak terpuji ) maka tidak sempurnalah kemampuan ilmu Tiga Serangkai-nya dan bahkan sangat diragukan kemampuannya. Oleh karena itu, Perguruan TS mengharuskan anggotanya untuk memiliki Etika yang terpuji ( Akhlaqul Karimah ). Sesungguhnya target yang dikehendaki dari adanya unsur Etika dalam perguruan Tiga Serangkai adalah untuk menjernihkan, mensucikan dan mencemerlangkan “ Hati “ anggota agar kemampuan ilmunya betul-betul kuat dan sempurna menurut ilmu Tiga Serangkai. Allah berfirman: “Sungguh akan memperoleh kemenangan bagi orang yang membersihkan jiwanya. “ (Surat Asy-Syam :9 . Disinilah letak perbedaan sekaligus kekhususan ilmu Tiga Serangkai dibandingkan dengan ilmu beladiri dari perguruan lain.

TUJUAN PERGURUAN

TUJUAN

Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai dalam mengembangkan keilmuannya senantiasa memegang teguh dan berpedoman kepada ajaran-ajaran agama, sehingga visi dan misi Perguruan TS selalu bernuansa “ Dakwah Islamiyah “ yang kental dengan syari’at. Oleh karena itu, tujuan Perguruan TS terkristalisasi menjadi dua penekanan, yaitu Tujuan Khusus dan Tujuan Umum sebagai berikut :

Tujuan Khusus :
1. Membekali anggota dengan “ Ilmu Seni Beladiri -
Do’a “,yaitu beladiri untuk menangkal terhadap serangan/ancaman/keangkaramurkaan yang datangnya dari luar. Serangan/ancaman/ keangkaramurkaan tersebut dapat bersifat fisik ataupun non fisik.
2. Membentuk dan membina “Akhlaqul Karimah “anggota sesuai dengan ajaran agama.
3. Sebagai sarana untuk meningkatkan “Ketaqwaan“ anggota kepada Allah SWT. Segala bentuk pengamalan Ilmu TS senantiasa tetap memegang teguh “ Prinsip Ketauhidan “

Tujuan Umum :
1. Meningkatkan kreatifitas, pengetahuan serta kemampuan anggota terhadap Seni Beladiri
2. Meningkatkan kesadaran berorganisasi di lingkungan pemuda dan masyarakat.
3. Menunjang usaha-usaha pemerintah dalam meningkatkan kesehatan fisik dan budaya bangsa Indonesia.
4. Memupuk rasa kebersamaan, persaudaraan, persahabatan, persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia.
5. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

SEJARAH SINGKAT

SEJARAH SINGKAT
PERGURUAN SENI BELADIRI SILAT
TIGA SERANGKAI



Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai yang sering disingkat sebagai Perguruan TS merupakan suatu perguruan silat tenaga dalam, berasal dari pulau Madura dan berpusat di suatu desa terpencil bernama Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura. Perguruan TS ini adalah seni beladiri do’a yang terbentuk, digali dan bersumber dari nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa Indonesia. Perguruan ini telah mengembangkan keilmuannya sesuai dengan potensial tenaga dalam yang ada pada setiap tubuh manusia serta melalui kekuatan supra natural atau permohonan dan do’a kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat dimanfa’atkan untuk berbagai keperluan hidup, baik untuk pertahanan dan ketahanan tubuh ( beladiri ), terapi atau pengobatan suatu penyakit maupun digunakan untuk keperluan-keperluan hidup lain sehari-hari.

Guru Besar ( Pembina ) dan sekaligus sebagai pendiri Perguruan TS adalah bapak Drs.Ec.Sugianto. Beliau seorang yang sangat ramah, sabar, rendah hati dan sangat alim sehingga perguruan ini sangat diminati, disegani dan dihormati masyarakat. Tidak heranlah apabila perguruan ini berkembang sangat pesat ke segala pelosok tanah air.

Menapak tilas berdirinya Perguruan TS ini senantiasa erat hubungannya dengan keberadaan Guru Besar atau bapak Pembina. Sejarah terbentuknya Perguruan TS tidaklah terlepas dari perjalanan dan pengalaman hidup Pembina dalam menggeluti dan menempa diri ilmu-ilmu beladiri, baik ilmu beladiri fisik maupun beladiri non fisik. Berkat pengalaman dan penguasaan ilmu yang didapat itulah menjadikan beliau sebagai seorang Guru Besar yang berwibawa dan kharismatik di mata murid-muridnya. Menurut penjelasannya, sejak kecil Pembina telah malang melintang menggeluti dan mempelajari berbagai macam ilmu beladiri diantaranya adalah perguruan Budi Suci , Lemkari ( karate ), “ Karomah “ , ilmu-ilmu Kanoragan dan lain sebagainya dari berbagai daerah di tanah air. Pada suatu kesempatan, Pembina pernah pula menyerap ilmu beladiri kepada keturunan ke - 9 dari “ Joko Tingkir “ (Sultan Hadiwidjojo, raja Pajang). Peranan paman dan kakek Pembina dari Sumenep - Madura yang masih ada kaitan kerabat dengan “ Bujuk Lanjeng “, “ Bujuk Lampek “, “ Bujuk Mahe “ dan Bindhere Saod, sangat membantu dalam memantapkan serta mewarnai keilmuannya. Dari kakeknya inilah Pembina dididik dan di bina sejak kecil. Ilmu-ilmu yang telah dikuasainya diramu, dipadu, di uji cobakan dan dikembangkan terus dengan tekun serta di ikuti dengan permohonan ( do’a ) kepada Allah SWT, maka terciptalah / lahirlah suatu ilmu beladiri yang mempunyai karakteristik ( kekhususan ) tersendiri. Ilmu beladiri tersebut merupakan “ Ilmu Seni Beladiri Do’a “ yang didalamnya terkandung perpaduan yang solid dari

beberapa unsur, yaitu Kemampuan, Pengetahuan, Sugesti dan Etika ( Akhlaqul Karimah ) yang membentuk suatu kekuatan / tenaga yang utuh dan sempurna. Ternyata ilmu seni beladiri do’a tersebut memiliki keunggulan tersendiri yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Untuk lebih memantapkan dan menyempurnakan ke-ilmuannya, Pembina mengkonsultasikan ilmu seni beladiri do’a tersebut kepada salah seorang gurunya ( ahli ma’rifat ) dari Ledokombo yaitu K.H.Misra’i. Berkat saran guru K.H.Misra’i itu pula, maka Pembina hijrah ke Madura dan mulai mengembangkan ilmu beladiri do’a tersebut.

Pembina pertama kali mengajarkan dan menularkan ilmu seni beladiri do’a tersebut hanya di lingkungan keluarga dan kerabat dekatnya. Tetapi melihat dampak positif dan manfaat yang sangat dirasakan oleh masyarakat serta atas desakan sesepuh / tokoh masyarakat sekitarnya, akhirnya dengan keikhlasan hati yang tulus Pembina membuka diri dan mengajarkannya kepada siapa saja yang betul-betul berminat. Pada tanggal I April 1991 terbentuklah suatu organisasi seni beladiri yang membuka tiga cabang sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yaitu Cabang Jukong, Cabang Kalisat, dan Cabang Jember. Guna mengenang dan mengingat hari yang bersejarah itu, organisasi ilmu seni beladiri do’a ini diberi nama “ Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai “ dan Desa Jukong ditetapkan sebagai Pusat Perguruan TS karena Pembina bertempat tinggal dan berdomisili di Desa Jukong, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan.

Sejak itulah tonggak sejarah Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai berkembang terus hingga sekarang. Pada tanggal 23 Mei 1991 Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai terdaftar sebagai Organisasi Kesenian / Kebudayaan pada Kantor Depdikbud Kabupaten Bangkalan dengan Nomer Induk :27/E/2G/I.04.13/C/1991 serta berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ) Kabupaten Bangkalan Nomer : 02/IPSI/ PC.BKL/93/SK tanggal 22 Nopember 1993 secara resmi Perguruan TS ini dinyatakan sah sebagai anggota IPSI Cabang Kabupaten Bangkalan.

Semoga Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai senantiasa berkarya, utuh, kuat, jaya dan selalu dalam ridho Allah SWT. Amien

Galeri


Khataman SBDS " Tiga Serangkai " Pusat

Pengurus SBDS "Tiga Serangkai" Cabang Bekasi

Pengurus SBDS Tiga Serangkai Cabang Jakarta

Pengurus SBDS Tiga Serangkai Cabang Jakarta Utara bersama Gubernur DKI Fauzi Bowo

Pengurus SBDS Tiga Serangkai Cabang Depok Latihan bersama Habib Hamid Jak'far Al Qadri

Pengurus SBDS "Tiga Serangkai" Cabang Bogor